PEMBUKUAN SEDERHANA
Ketika memulai suatu usaha, orang sering lupa menyiapkan pembukuan
alias laporan, meski sederhana. Padahal, fungsi pembukuan ini sangat vital bagi
kelangsungan bisnis.
Hendra tengah kebingungan. Usahanya membuka gerai pakaian anak-anak di sebuah
pusat perbelanjaan baru berjalan selama enam bulan. Tapi, dia merasa seperti
sudah kehabisan napas. Modal awalnya sudah nyaris terkuras habis. Padahal,
gerai kecilnya sudah mulai ramai disambangi pembeli sejak bulan keempat. Jadi,
dia mestinya sudah memperoleh pendapatan lumayan dari usahanya tersebut. “Tapi,
bukannya untung, modal saya kok malah makin habis ya?” keluhnya terheran-heran.
Usut punya usut, Hendra hanya sambil lalu saja mencatat transaksi usaha yang
dia lakoni selama enam bulan ini. “Pokoknya, barang dari pemasok dibayar beres,
pembeli juga bayar tunai. Harusnya kan masih ada untung,” kisahnya. Akhirnya
dia tidak tahu persis ke mana perginya uangnya. Di luar itu, ia tidak
memisahkan belanja tokonya dengan belanja rumah tangganya. Istri yang sering
membantunya di toko sering mengambil uang hasil dagangan untuk belanja
keperluan rumah tangga. Tentu saja, tanpa dicatat.
Jika Hendra punya catatan aliran kas yang tertib, kejadian menyedihkan seperti
itu tentu tidak perlu terjadi. Sebab, pembukuan berguna untuk mengetahui dan
mengatur pemasukan serta biaya-biaya yang dikeluarkan perusahaan. “Itulah
fungsi pembukuan yang pertama; sebagai alat kontrol,” ujar Risza Bambang,
Direktur Shildt Consulting.